NitNot "Berdansa Tanpa Musik"
Dia gadis manja dalam bicaranya, wajahnya manis dan cantik sekali, matanya memancarkan rahasia tentang sebuah isi hati, penampilanya sama seperti orang lain kebanyakan, walaupun dia orang biasa-biasa saja tak pintar dan tak terlalu pintar juga, sedang-sedang saja lah. Nitnot namanya. Ah seperti bunyi nitnot piano saja atau nitnot seperti gitar atau lagi nitnot seruling, atau seperti apa yaa, yah itulah namanya. Sepertinya pas dan cocok buat karakter dirinya dengan menyandang nama itu. Nitnot hehe lucu yaa.
Awal kenalan dengan nitnot pada saat masuk kedalam organisasi jurnalistik, setelah memberikan lembaran formulir masuk organisasi, terlihat gambar dengan kerudung coklat. El lelaki kurus yang berasal dari kampung hulu sungai sana yang hanya membawa modal sebuah keyakinan bahwa orang berilmu akan ditinggikan derajatnya, el memilih perguruan tinggi universitas lambung mangkurat sebagai tempat kuliahnya. Karena el merasa gengsi bila kuliah ditempat asalnya, maklum mulai sekolah dasar sampai aliyah atau sma el hanya menggunakan sepeda injak untuk datang kesekolah. “el sanggup tidak kuliah disini dikampung, el lihat teman-teman el semua pakai kendaraan bermotor,” ibunya menanyakan kepada el yang lagi tertunduk memikirkan sanggup atau tidaknya. “iya sanggup tidak ya kuliah disini masih menggunakan sepede injak,” kata el dalam pikiran. Lama terdiam untuk memilih mana yang terbaik baginnya, akhirya dengan niat dan keyakinan el memutuskan untuk memilih merantau ke banjarmasin untuk menuntu ilmu di perguruan tinggi unlam.
Sebelumnya el tak pernah sama sekali menjajakkan kaki ditanah banjarmasin, el hanya pernah mendengar nama kota itu, menurutnya pasti jauh sekali. Dengan harap-harap cemas ibu el merelakan anaknya untuk pergi merantau, namun el masih belum terdaftar secara resmi di unlam, el masih harus menyelasaikan rigestrasi ulang dengan bayaran 1.005.000,- . ibunya el tau uang sebesar itu tak ada, tapi ibunya berusaha agar el tidak melihat kegelisahan yang dihadapi ibunya.
Walaupun ibunya menyimpan kegelisahan bagaimana untuk membayar rigestrasi ulang dengan biaya segitu, el tau dan bertindak berinisiatif bagaimana agar bisa mendapatkan keringanan. El kumpulkan syarat-syarat yang hanya tebakkan saja untuk melengkapinya, el minta surat keterangan tidak mampu dengan rt setempat, surat keterangan temapt asal sekolahnya, bukti kelulusan dan biodata diri. El yakin ini akan berhasil, kalau berhasil maka el mampu untuk membayar separu dari biaya tersebut.
El minta kepada teman akrabnya zai, utnk bisa mengantarkan utnk mencari taksi, el bermalam dirumah zai karena dekat dengan kota. Pagi-pagi el sudah bangun jam 4 untuk bersiap-siap tapi temannya ini zai masih saja tidur, el dengan sabar saja menunggu waktu bangun untuk mengantarkannya. Akahirnya waktu itu datang juga, el masuk taksi amuntai warna putih, dan ahh baunya sangat memusingkan, maklum el bar pertama kali naik taksi sehingga bau itu asing baginya, seandainya el masih kekanak-kanakan bisa muntah, namun el mencoba bertahan saja dengan tenang dan tidak mengeluh.
Awal kenalan dengan nitnot pada saat masuk kedalam organisasi jurnalistik, setelah memberikan lembaran formulir masuk organisasi, terlihat gambar dengan kerudung coklat. El lelaki kurus yang berasal dari kampung hulu sungai sana yang hanya membawa modal sebuah keyakinan bahwa orang berilmu akan ditinggikan derajatnya, el memilih perguruan tinggi universitas lambung mangkurat sebagai tempat kuliahnya. Karena el merasa gengsi bila kuliah ditempat asalnya, maklum mulai sekolah dasar sampai aliyah atau sma el hanya menggunakan sepeda injak untuk datang kesekolah. “el sanggup tidak kuliah disini dikampung, el lihat teman-teman el semua pakai kendaraan bermotor,” ibunya menanyakan kepada el yang lagi tertunduk memikirkan sanggup atau tidaknya. “iya sanggup tidak ya kuliah disini masih menggunakan sepede injak,” kata el dalam pikiran. Lama terdiam untuk memilih mana yang terbaik baginnya, akhirya dengan niat dan keyakinan el memutuskan untuk memilih merantau ke banjarmasin untuk menuntu ilmu di perguruan tinggi unlam.
Sebelumnya el tak pernah sama sekali menjajakkan kaki ditanah banjarmasin, el hanya pernah mendengar nama kota itu, menurutnya pasti jauh sekali. Dengan harap-harap cemas ibu el merelakan anaknya untuk pergi merantau, namun el masih belum terdaftar secara resmi di unlam, el masih harus menyelasaikan rigestrasi ulang dengan bayaran 1.005.000,- . ibunya el tau uang sebesar itu tak ada, tapi ibunya berusaha agar el tidak melihat kegelisahan yang dihadapi ibunya.
Walaupun ibunya menyimpan kegelisahan bagaimana untuk membayar rigestrasi ulang dengan biaya segitu, el tau dan bertindak berinisiatif bagaimana agar bisa mendapatkan keringanan. El kumpulkan syarat-syarat yang hanya tebakkan saja untuk melengkapinya, el minta surat keterangan tidak mampu dengan rt setempat, surat keterangan temapt asal sekolahnya, bukti kelulusan dan biodata diri. El yakin ini akan berhasil, kalau berhasil maka el mampu untuk membayar separu dari biaya tersebut.
El minta kepada teman akrabnya zai, utnk bisa mengantarkan utnk mencari taksi, el bermalam dirumah zai karena dekat dengan kota. Pagi-pagi el sudah bangun jam 4 untuk bersiap-siap tapi temannya ini zai masih saja tidur, el dengan sabar saja menunggu waktu bangun untuk mengantarkannya. Akahirnya waktu itu datang juga, el masuk taksi amuntai warna putih, dan ahh baunya sangat memusingkan, maklum el bar pertama kali naik taksi sehingga bau itu asing baginya, seandainya el masih kekanak-kanakan bisa muntah, namun el mencoba bertahan saja dengan tenang dan tidak mengeluh.
(Novelku Bagian 1)
Karya : Muhammad Elhami
Mahasiswa : Fakultas Ekonomi Unlam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar