Wajah telaga tak pernah berdusta
Ia bergetar saat udara halus menyapu mukanya
Ia berteriak saat angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar
Menghadap awan yang menunggu sabar
Dini hari datang untuk keduanya bertemu
Ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran kristal putih
Ia mencair saat matahari kembali di angkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi dari perubahan gejolak hati
Menanti awan yang berubah tak pasti
Hingga pagi datang
Dan keduanya berpulang pada kejujuran
Izinkan wajahku menjadi wajah telaga
Merona saat disulut cinta
Menangis saat batih kehilangan kata
Memerah saat dihinggapi amarah
Menggurat saat digores waktu
Izinkan wajahku bersuara apa adanya
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur
Namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
Kepada udara, kepada surya, kepada alam raya
Menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh menjadi aku dan aku hidup oleh hadirmu
Bersua tanpa samaran apa-apa
Saat semua Cuma cinta
Cinta semua saat
Dan bukan lagi saat demi saat
(dee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar