Kamis, 09 Agustus 2012

Kurang Disiplin



Kemampuan dalam memaksa diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang kita tahu seharusnya kita lakukan, entah kita menyukainya atau tidak. Itulah yang disebut dengan disiplin. Jangan terlena dengan nuansa santai. Dia akan melahapmu tanpa kamu sadari. Diam, namun mencekam. Tenang, tapi menghanyutkan.

Perlu kalian ketahui, keteledoranmu, keleletanmu, kekurang-disiplinannya kamu, membuat kamu menghabiskan waktu sia-sia untuk menunggu bicah tidak berguna sepertimu. Bagiku, MENUNGGU BUKAN PEKERJAAN YANG MEMBOSANKAN. Tapi, aktivitas yang menghambat terlaksananya aktivitas lain. Menghancurkan susunan agenda yang ada. Membuat kinerja orang-orang yang disekitar kalian tidak optimal. Karena harus menutupi black holl yang kalian buat. Yang lebih parahnya, penyakit itu kalian tularkan kepada orang-orang yang berusaha mengatur waktunya dengan baik. Penyakit yang kalian derita ini, bukan hanya mematikan kalian. Tapi, mematikan orang disekitar kalian.

Tidak alasan atas keterlambatan! Mencari-mencari alasan atas keterlambatanmu, sama saja dengan mengkoplekskan keteledoran. Semakin sering membuat alasan, berarti memupuk subur keterlambatan bin kekurangan dalam diri. Ia seperti penyakit yang mampu menghancurkan karir seseorang, ia seperti racun yang membuat seseorang melihat kerdil, kemudian dilabeli pemalas. TIDAK NYAMAN JIKA DATANG LEBIH AWAL. Fenomena ini disebabkan karena terlambat sudah mendarah daging dalam hidupnya. Orang-orang dengan kebiasaan ini tidak lagi mengenal KATA DISIPLIN. Ia telah terlalu terbiasa menjalankan rutinitasnya, YAITU TERLAMBAT. Layaknya sebuah penyakit kronis sekalipun, terlambat masih punya obat. Jika penderitanya memiliki tekad sekuat baja untuk merubahnya. Serta, mampu membagi waktu sedetail mungkin. Sehingga tidak  sedetikpun terlewatkan tanpa manfaat.

(diambil dari buku anomali – clash n’ rulla, hal 19-21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar