Minggu, 06 April 2014

Malam




Malam dimaknai oleh sebagian orang hanyalah waktu untuk melepaskan diri dari segala aktivitas dihari siang, malam juga dikatakan sebagai ketakutan bagi mereka yang mempercayai takhayul, dan lebihnya lagi malam adalah kegelapan yang hanya sedikit dihargai. 

Kala ia datang semua manusia menutup pintu dan menetap diruang tamu atau ruang bersantai, mencoba mencari siang dengan lampu-lampu listrik yang hanya menyala pada waktu malam. Menghadapi sebuah kotak mesin yang berbentuk persegi yang didalamnya ada gambar bergerak yaitu televisi. Yang mampu menggerakkan siapa saja yang melihatnya. Hingga tercipta budaya dalam diri, lalu dibawa ke masyarakat.

Malam begitu meleburkan dan menyenangkan dengan suasana berkumpul, selain itu malam juga menyediakan tempat yang begitu indah bagi kita yang mau menikmati. Malam mampu menyediakan hal-hal yang tidak ada di siang hari. Berbeda bahwa siang hari lebih disibukkan dengan suara hiruh pikuk suara manusia bercampur dengan suara-suara mesin. Belum lagi siang juga menawarkan panas yang sangat amat, tentu itu juga olah tangan manusia. Hingga kembali lagi, rumah menjadi tempat alternatif untuk bersinggah sejenak untuk mengusir panasnya matahari. 

Malam mampu meredup dan menawarkan suasana asri, menyejukkan dan begitu menyenangkan, leluasa untuk berdamai dengan keadaan. Tempat untuk mengevaluasi apa yang terjadi disiang hari, dan merencanakan aktivitas buat besok. Tapi malam sering diabaikan banyak manusia yang hanya bersia-sia menikmati tanpa menghadirkan makna didalamnya. Sungguh, malam merupakan tempat perenungan yang ampuh bagi mereka yang mau merenungkan diri tentang diri sendiri dan barangkali orang lain bahkan Tuhan.

Sunyi senyapnya hadir untuk memanggil orang-orang yang mau merenung, agar malam tak begitu saja dilewatkan. Mendamaikan pikiran yang lusuh dan kusut, mengobati duka lara yang menghinggapi manusia. Dan kembali menata hidup yang selalu saja berantakan. Malam itu adalah awal kita untuk menghadapi hari baru. Ia menyediakan ruang lebih.

Malam adalah waktu yang selalu ditunggu, melepas semua lelah yang sangat amat, badan maupun pikiran. Mengundang rindu pada orang-orang yang dicintai, mengenang masa lalu agar dapat mengambil pelajaran, kemudian berusaha berkelana melalui buku bacaan dan musik. Menghayal agar hati ini senang. 

Lengang dan tenang sekali rasanya menjalani hidup. Dan tak lupa kita harus memandang orang-orang bawah yang sampai saat ini juga mereka setiap saat pada malam hari selalu mengadu pada Tuhan, dan disiang hari mereka mengadu pada hidup yang apatis dan pragmatis, tanpa peduli terhadap sesama. Orang bawahan kerap dipaksa oleh kehidupan. Bagi mereka malam merupakan tempat beristirahat. Agar Tuhan mau memperhatikan mereka.

Menjadi manusia biasa akan lebih mengasyikkan, bukan biasa-biasa saja. Ada saja hal yang akan membuat kita menjadi luar biasa. Bukan ditengah masyarakat, bukan ditengah manusia. Hanya saja luar biasa dalam perjalanannya, menuju keluar dari dunia sulap Tuhan. Dan malam lebih banyak menyediakan itu.

Jumat, 21 Februari 2014

No Rain No Rainbow



Air mata mengalir diam-diam memberitahuku
Tentang akhir segala sesuatu
Di langit biru, aku mendongak di antara awan-awan
Tentu saja, tidak ada hal seperti hujan yang tidak akan berhenti

Tidak ada hujan tidak ada pelangi, aku lembut
Usap air menetes dari mataku
Sebelum aku tahu itu, hujan sudah berhenti
Diam menyelubungiku
Pelangi dengan lengkungannya telah muncul
Sehingga aku akan mengatakan sesuatu

Bau udara setelah hujan membuatku merasa nyaman
Usang Hatiku tiba-tiba mulai menari
Aku menari di genangan air, di bawah pelangi
Aku mengambil langkah maju dengan sepatuku yang basah kuyup

Hari itu akan datang ketika aku merasa bernostalgia
Bahkan tentang kekhawatiran yang aku miliki sekarang
Sampai saat itu, tidak apa-apa menangis
Ini adalah titik yang lewat dari umur panjang
Tidak apa-apa untuk berhenti, bergerak kadang-kadang
Sampai itu hanyut oleh air mata

Mungkin semua hanya akan sia-sia
Aku sudah berpikir bahwa begitu banyak sekali
Aku sudah mengorbankan segalanya
Dan aku sudah berpikir tentang apa itu menyerah
Menjalani hidup, aku telah lama bersama orang lain
Seperti aku, mengapa tidak bisa melakukannya
Jika aku tidak bisa melakukannya, maka meskipun mungkin terasa canggung
Aku harus pergi melawan dengan caraku sendiri

Setiap orang membawa rasa sakit dengan sekitarnya
Tentu saja sekarang, aku perlu diuji
Bahkan pada malam-malam tanpa tidur, berdiri teguh dan bertahan
Bertahan bahkan dalam situasi yang menyakitkan
Karena hari-hari akan membuatku lebih kuat

Ini menembus melalui celah di awan yang begitu terang
Lampu menyelubungi segalanya

Dalam rangka untuk menyelamatkan diri dari dunia yang monokrom
Aku akan meneteskan setetes di beberapa warna pelangi tanpa membuat suara
Tidak ada hujan, tidak ada pelangi
Kesedihan akan membersihkan satu hari
Hal yang aku lihat sangat samar-samar di langit atas
Adalah cahaya yang bersinar besok dalam warna pelangi

Di dalam hati aku terluka
Sebuah pelangi yang cerah keluar
Ya, semuanya akan mulai dari sini
Ia akan membersihkan satu hari, tidak ada hujan tidak ada pelangi

Rabu, 12 Februari 2014





Aku termasuk orang yang sulit mencari teman yang sebenar-benar teman, boleh dikatakan orang yang harus menjadi temanku adalah orang-orang yang tidak mau berkata sia-sia, yakni setiap perbuatan dan kata-kata harus menjadi makna dan inspirasi bagi kita. Sulit memang tapi bukan berarti tidak ada.

Meraka ada hanya sedikit, tanpa perlu banyak, karena banyak itu bukan teman tetapi relasi dan kenalan. Teman yang sebenarnya adalah saat kita berada didekatnya kita ada. Mendengarkan apa yang kita ucapkan, menyisiri setiap rangkaian kata-kata yang kita keluarkan, mendengarkan tanpa perlu mengacuhkan. Antusias dan mengerti disetiap keadaan.
Teman menjadi sumber inspirasi dalam menjalani kehidupan, berbagi pengalaman adalah guru yang paling berharga selain belajar di sekolah, dan berbagi adalah puncak tertinggi dari sebuah  kebahagiaan, bukan untuk pamer, bukan juga untuk diri kita sendiri. Tetapi semua kehidupan. Kita ada.

Walaupun jarak adalah sebuah ukuran dari yang namanya perpisahan, teman akan selalu dekat, dan lebih dekat dari jarak itu sendiri. Mengisi kekosongan diri serta kehampaan dalam kesendirian. Kehadiran teman adalah satu-satunya cara untuk menyegarkan kembali tubuh yang telah lama dan sulit dalam mencari pelarian.

Akupun merasa ada dibuatnya, bukan mengada-ngada, sampai tiadapun kita tetap akan ada, karena kenangan yang kita berikan adalah sejarah yang mampu mengingatkan kita pada masa keberasamaan kita hari itu. Aku merasa di hargai, aku merasa hidup, kau harus tau teman, aku ada karena kau ada.