Senin, 29 Oktober 2012

Mengenang Tema Masa Lalu


Entah kapan aku punya pikiran, bahwa pulang kampung hanyalah mengulang dan mengenang tema masa lalu. Tidak banyak yang bisa aku lakukan saat ini dikampung ini, yang ada hanyalah keinginan untuk pergi jauh dan kembali membawa keberhasilan. Jujur saja keadaan rumahku tidak pernah berubah, yang berubah hanyalah rentetan umur yag semakin hari semakin menua. Aku menghela nafas semua ini sangat meyakitkan. Aku belum bisa membantu apa-apa. Parahnya di kampung orang lain aku tak pernah memikirkannya. Aku disibukkan dengan aktivitasku.

Suara-suara masa kecil, kanak-kanak, remaja dan dewasa tetap saja masih ada dirumah ini. Aku lebih banyak diam dan tak bisa berbuat apa-apa ditempat ini. Mengekang diri itulah yang aku lakukan. Jalan-jalan satu-satunya adalah pergi kekampung lain untuk mengejar sesuatu untuk aku bawa pulang kembali. Dan kembali bukan untuk berlama-lama. Hanya mengabarkan dan membuat rumah dan kampung ini menjadi senang.

Aku tau dan sadar rumah dan kampung inilah yang telah menjadikan diriku sekarang ini. Aku bukan membenci, aku bukannya tidak suka. Aku hanya tak terbiasa lagi dengan kebiasaan-kebiasaan disini. Aku selalu saja tetap diperlakukan seperti anak kecil, disini aku hanya makan untuk menyenangkan orang tua, ya orang tuaku akan senang apabila menyuruhku makan dan aku menurutinya. Tapi bedanya aku tak pernah meminta uang lagi seperti dulu, aku hanya diberi dengan keadaanku sekarang ini.

Bertahan untuk tetap itulah keadaan keluarga ku saat ini. Pekerjaan yang tak pernah menetap berganti musim berganti pekerjaan. Ibu yang kini menderita kencing manis berlaga disetiap rumah seolah-olah tidak apa-apa dengan penyakitnya, padahal ibu pasti kesakitan. Namun ibu tidak mau membuat orang yang dirumah ini khawatir termasuk kepada ku. Aku sebenarnya sedih. Apa yang harus aku lakukan. Ibu hanya menjalani hari tanpa tau sampai kapan penyakit itu bersarang. Pasrah dan bersabar meski keadaan ini sangat menyakitkan. Tak ada jalan lain.

Pekerjaan yang ayah lakuni hingga saat ini taklah menentu, dulu pernah berdagang dan kini tidak lagi dan menjadi pengangguran. Saat musim hujan adalah rezeki bagi ayah dan keluarga kami. mencari ikan adalah pekerjaan yang sangat ayah senangi. Namun apabila masa transisi untuk berganti kemusim panas, ayah tidak lagi mencari ikan. Ayah disibukkan dengan bertani. Masa transisi ini akan lebih banyak memeras tenaga bagi ayahku. Memasuki musim kemarau yang panas ayah lebih banyak menganggurkan diri dirumah, makan, beribadah, nonton tv, tidur. Itu berulang selama musim kemarau.
Beruntung ibu mama masih hidup dengan tubuh rentanya. Aku kagum nenek masih bisa bertahan hidup, banyak warga disini yang seumuran dengan nenek sudah meningal. Aku yakin nenek punya amalan entah itu amalan apa yang beliau lakukan. Aku senang nenek masih ada. Dengan pekerjaannya sambilan membuat kerupuk bawang mampu membuatnya bertahan hidup tanpa meminta kepada anak-anaknya. Saat ini nenek hanya menunggu waktu. Sebelum itulah anak-anaknya termasuk mama mengabdikan diri kepada ibunya untuk membantu.

Ibuku hanya punya dua anak lelaki bersaudara aku dan kakakku, namun kakakku tidak bernasib baik dalam hidupnya, ia haru berhenti sekolah kelas 3 SD entah apa sebabnya akupun tidak begitu tau sampai saat ini. Karena itu kakakku jadi orang yang kurang pintar, aku tidak mau disebut kurang waras. Ketahuilah aku menjadi saat ini mengenyam pendidikan setinggi ini adalah karena ia. Bekerja sebagai buruh bagunan dengan orang nomor satu didesaku yakni ketua RT. Dari sanalah ongkos sebagian besar selalu dikirimkan demi pendidikanku. Aku berhutang banyak dengan kakakku. Walaupun dengan kondisi seperti itu aku tetap menjadi adik yang baik.

Dan aku sendiri adalah anak terakhir yang merupakan anak kesayangan dan selalu dimanja dulu, tapi sekarang aku malas menjadi anak manja, tapi ibuku tetap memerlakukanku manja. Aku berfikir dengan akal yang sehat melihat kondisi keluargaku yang sekarang ini. Aku adalah penerus masa depan mereka. Tidak salah aku dinobatkan oleh ibuku sebagai tumpuan keluarga dimasa yang akan datang. Aku mencoba merasakan bagaimana mereka tidak ada, bagaimana kalau ibuku tiada. Dan aku teringat pesan ibu. Kalau kamu sudah berhasil jangan lupakan kakakmu yang dulu banyak membantu, walaupun ia tidak pintar ia tetap manusia yang harus diberikan perhatian. Aku menahan air mata waktu itu. Tapi tetap saja keluar. Ibu hanya minta satu kepadaku berhasil dan mampu memberikan sedikit kenyamanan dan kesenangan disisa umurnya. Ibuku berdoa semoga orang yang ada dirumah ini pajang umur dan berhasil melihat aku berhasil.

Aku hanya bercerita, aku tidak mengeluh paling tidak tulisan ini akan mengingatkanku kepada keluargaku yang sering aku lupakan. Bagiku sekarang ini merantau dikampung orang lain adalah cara terbaik untuk mencari keberhasilan masa depan. Aku bukannya membenci tempat asalku. Aku hanya menghindar dengan orang-orang yang kebanyakan tidak memperdulikan pendidikan dan hanya mengejar harta. Dan nanti aku akan kembali untuk membuktikan bawah pendidikan itu penting walau begitu banyak pengorbanan yang kami lakukan.

“tuhan panjangkan umur kami”

Selasa, 23 Oktober 2012

Grobak Masuk Ruang 3 FE Unlam


Ina ketua panitia Basic Skill Of Journalism atau BSJ berujar katanya habis acara jalan-jalan kepasar terapung kemarin merasa ada sesuatu yang hilang, aku sudah bisa menebak. Seperti kehilangan kebersamaan, tapi itu hanya dampak sementara saja dari selesainya acara BSJ. Acara merupakan salah satu moment dan ruang untuk mempertemukan yang namanya kebersamaan dan keakraban. Tak bisa dipungkiri dan harus aku akui acara memiliki dampak yang begitu segnifikan dalam sebuah organisasi. Ini hanya persoalaan metode atau cara saja.

Dan entah ini kebetulan atau memang sudah jalannya, organisasi ini memerlukan metode seperti ini. Ya aku mendukungnya dan semua sudah dirasakan. Tinggal mempertahankan dan melanjutkan saja lagi kebersmaan ini.

Moment yang istimewa dan sangat istimewa. Bagaimana tidak acara BSJ ini dipersembahkan dan didesain khusus untuk calon angkatan muda organisasi ini. Sedemikian rupa acara diatur agar tidak monoton. Selama 3 hari dengan beberapa agenda besarnya yaitu diklat dasar jurnalistik, study redaksi ke banjarmasin post, pelatihan corel draw, workshop pers mahasiswa, dan holiday ke pasar terapung. Ke semua itu sungguh memberikan pencerahan dan warna baru, barangkali tentu juga semangat baru untuk organisasi ini.

Puluhan anggota muda pun begitu antusias bahkan tamu tetangga dan bahkan aku anggap sebagai sahabat tetangga. LPM peristiwa fakultas hukum unlam juga ikut memeriahkan dan meluangkan waktunya bersama aggota mudanya juga untuk berhadir di workshop pers mahasiswa. Sangat menyenangkan dan kami mencoba melebur saja.

Pembicara dari alumni JK dan persatuan wartawan indonesia ikut memeriahkan acara BJS 2012 kali ini. Hampir mendekati sempurna karena saat acara berlangsung tidak ada kendala sedikitpun. Hanya sedikit saja, itu semua kami singkirkan.

Ada yang menarik dan yang paling unik, bahkan boleh aku katakan ini orisinal atau pertama didalam konsumsi acara grobak masuk kampus yaitu grobak es krim pengganti cemilan, bahkan lebih parahnya lagi masuk keruang kelas. Wow ini benar-benar mengundang tawa semua panitia dan peserta yang hadir saat ini bahkan pembicara aminullah pun terkejut dan mengatakan luar biasa.

Panitia sengaja mengambil konsep konsumsi seperti ini. Dan ternyata benar-benar ampuh, yang ada hanya foto-foto bareng bersama grobak es krim. Maklum bisa dibilang acara langka. Kemudian konsumsi yang lainnya panitia menyediakan sate, bukan nasi kotak ataupun nasi bungkus, lagi-lagi nyari suasana baru katanya. Bagiku BSJ 2012 istimewa.

Dan untuk dua bulan terakhir ini aku lebih banyak menfokuskan pada pembinaan dan pengambangan bakat bagi calon anggota baru organisasi ini. Tak lain tujuan adalah untuk menerapkan apa yang dikatakan oleh kawan peristiwa 3K yaitu kemauan, kebersamaan dan kualitas.

“cintai organisasi ini seperti kalian mencintai diri kalian sendiri”

Rabu, 17 Oktober 2012

Jaga kesehatan dan tidur yang cukup.


Hari demi hari telah berlalu.
Meninggalkan banyak pengalaman.
Hari ini hari yang baik.
Besok harus lebih baik.
Setiap harinya ada tantangan yang dihadapi.
Menghadapi setiap halangan.
Jadi hendaklah kita senantiasa bersedia.
Berusaha menghadapi halangan.
Dengan hati-hati.
Dengan teliti.
Menghadapi rintangan dan musuh.
Selalu percaya diri.
Dan jangan lupa untuk terus ceria.
Dan saling bekerjasama.
Berusaha mencari penemuan baru ilmu pengetahuan.
Usaha mencari tema baru.
Bersedia menguatkan hubungan dengan yang lain.
Menguatkan tali kekeluargaan dan persaudaraan.
Gapailah cita-cita setinggi-tingginya.
Lebih tinggi.
Dan lagi.
Setinggi langit.
Tapi.
Jangan lupa orang yang dibawah.
Jangan lupa menyayangi makhluk Tuhan yang lain.
Jaga kesehatan dan tidur yang cukup.
Dan saling menyayangi dengan sesama.
Sehingga terciptanya hubungan yang harmonis.

Minggu, 14 Oktober 2012

Sebuah Nama Untuk Sebuah Cerita


Nama memiliki keterikatan yang kuat dengan manusia yang menyandang nama itu, kesakralannya mampu menghasilkan cerita masa lalu, kini dan yang akan datang. Apalah arti sebuah nama bagi manusia? Nama mengidentifikasi, mendiferensiasikan, melekatkan dan begitu mendekatkan. Seakan-akan nama itu adalah berbentuk manusia dan bisa kita ajak berbicara. Cirinya misal orang lain memanggil nama yang salah maka tak akan dihiraukan atau malah kita jengkel karenanya. Itu karena kita begitu sayang dengan yang namanya nama.

Orang tua sudah memberikan nama yang terbaik sesuai dengan harapan-harapan yang selalu mereka panjatkan. Begitu berharganya sebuah nama. Memberikan nama tak sesembarang, tak sesemudah yang kita lihat. Buktinya finansial pun kita keluarkan untuk mensosialisasikan nama kepada khalayak orang terdekat terlebih masyarakat dimana ia tinggal, memberi makan tamu. Tujuannya apa? Yaa hanya memberitahukan bahwa nama begitu sakral.

Anugrah sebuah nama begitu luar biasa, manusia ada karena ada nama. Siapapun itu, semua makhluk. Membuat posisi di ruang dimana ia berada menjadi ada, melindungi karena nama itu adalah doa bagi diri manusia itu sendiri. Doa yang melekat setiap kemana kita berjalan, untuk itu bagus-bagus lah mencari nama dan memberi nama seseorang. Namun bukan berarti tidak bisa nama juga bisa membawa bencana dan malapetaka. Tentu nama-nama yang negatif.

Akhirnya manusia itu sendiri yang banyak mempunyai cerita tentang namanya. Jadi sebuah nama adalah sebuah cerita.

Jumat, 12 Oktober 2012

Tulisan Kita Mencerminkan Otak Kita


Sepertinya saya mengulang tema pembahasan ini membaca dan menulis, mungkin membosankan, tapi bagi saya tidak, karena mengulang bagi saya adalah menguatkan. Dalam kehidupan membaca dan menulis merupakan sesuatu yang sangat penting dimiliki oleh manusia. Hal yang remeh temeh memang bagi sebagian orang, namun ia lah yang mengisi dan mewarnai dunia ini.

Membaca saja tanpa menulis sama halnya dengan mementingkan diri sendiri

Kemudian menulis tanpa membaca memunculkan tandatanya? Bisa jadi tulisannya rancu, tidak jelas, atau bahkan menyesatkan.

Nah, kolaborasi keduanya mampu menghasilkan tulisan yang berkualitas dan berbobot kemudian berisi, karena memang menulisnya disertai dengan membaca terlebih dahulu.

Banyak orang yang mengeluhkan bahwa menulis itu sangat susah dengan 1001 alasan untuk tidak menulis, sebenarnya kita itu sudah menulis namun hanya di otak. Yang jadi persoalannya adalah menuangkan dalam bentuk tulisan luar biasa susahnya. Dapatkah kawan-kawan memikirkan apa permasalahannya.

Tidak ada resep yang ampuh bagaimana cara menuangkan tulisan yang ada diotak kita kedalam bentuk tulisan dikertas. Kecuali menuliskan sekarang juga.

Teman-teman calon pengurus LPM Jurnal Kampus, saya mengucapkan selamat menyelami dunia jurnalistik. Ingat  tulisan kita mencerminkan otak kita.

Salam jurnalisitk.

Selasa, 09 Oktober 2012

Malam


Malam dimaknai oleh sebagian orang hanya waktu untuk melepaskan diri dari segala aktivitas dihari siang, malam juga dikatakan sebagai ketakutan bagi mereka yang mempercayai takhayul, dan lebihnya lagi malam adalah kegelapan yang hanya sedikit dihargai. Kala ia datang semua manusia menutup pintu dan menetap diruang tamu atau ruang bersantai, mencoba mencari siang dengan lampu-lampu listrik yang hanya menyala pada waktu malam. Dihidangkan dengan sebuah kotak mesin yang berbentuk persegi yang didalamnya ada gambar bergerak yaitu televisi. Yang mampu menggerakkan siapa saja yang melihatnya. Hingga tercipta budaya dalam diri lalu dibawa ke masyarakat.

Malam itu begitu meleburkan dan menyenangkan dengan suasana berkumpul, selain itu malam juga menyediakan tempat yang begitu indah kalau sedikit saja kita mau menikmati. Malam mampu menyediakan hal-hal yang tidak ada di siang hari. Berbeda bahwa siang hari lebih disibukkan dengan suara hiruh pikuk suara manusia bercampur dengan suara-suara mesin. Belum lagi siang juga menawarkan panas yang sangat amat, tentu itu juga olah tangan manusia. Hingga kembali lagi, rumah menjadi tempat alternatif untuk bersinggah sejenak untuk mengusir panasnya matahari.

Malam mampu meredup dan menawarkan suasan asri, menyejukkan dan begitu menyenangkan, leluasa untuk berdamai dengan keadaan. Tempat untuk mengevaluasi apa yang terjadi disiang hari, dan merencanakan aktivitas buat besok. Tapi malam sering diabaikan banyak manusia yang hanya bersia-sia menikmati tanpa menghadirkan makna didalamnya. Sungguh malam merupakan tempat perenungan yang ampuh bagi mereka yang mau merenungkan diri tentang diri sendiri dan barangkali orang lain bahkan Tuhan.

Sunyi senyapnya hadir untuk memanggil orang-orang yang mau merenung, agar malam tak begitu saja dilewatkan. Mendamaikan pikiran yang lusuh dan kusut, mengobati duka lara yang menghinggapi manusia. Dan kembali menata hidup yang selalu saja berantakan. Aku rasa malam itu adalah awal kita untuk menghadapi hari baru. Ia menyediakan ruang lebih.

Bagiku malam adalah waktu-waktu yang selalu aku tunggu, melepas semua lelah yang sangat amat badan maupun pikiran. Mengundang rindu-rindu pada orang-orang yang dicintai, mengenang masa-masa lalu agar dapat mengambil pelajaran, kemudian berusaha berkelana melalu buku bacaan dan musik. Menghayal agar hati ini senang.

Lengang dan tenang sekali rasanya menjalani hidup. Dan tak lupa kita harus memandang orang-orang bawah yang sampai saat ini juga aku rasa mereka setiap saat pada malam hari selalu mengadu pada Tuhan, dan disiang hari mereka mengadu pada hidup yang apatis dan pragmatis, tanpa duli peduli terhadap sesama. Orang bawahan kerap dipaksa oleh kehidupan. Bagi mereka malam merupakan tempat berisitirahat. Agar Tuhan mau memperhatikan mereka.

Aku rasa menjadi manusia biasa akan lebih mengasyikkan, bukan biasa-biasa saja. Ada saja hal yang akan membuat kita menjadi luar biasa. Bukan ditengah masyarakat, bukan ditengah manusia. Hanya saja luar biasa dalam perjalanannya, menuju keluar dari dunia sulap Tuhan. Dan malam lebih banyak menyediakan itu.

Kamis, 04 Oktober 2012

Bicara Teori Yang Minim Implementasi



Kadangkala peraturan itu harus kita langgar demi sebuah sesuatu yang besar, namun hanya besar dalam keinginan dan mimpi. Yakni perjuangan dan pergerakan luar untuk mencoba melebur dari dua dalam menuju dunia luar. Aku rasa melanggar peraturan itu adalah salah satu konsekuensi dari perbuatan. Tak usah berlebihan, aku ga kemana-mana untuk melarikan diri. Dan aku sadari sekalipun aku termakan dengan perkataanku. Aku tidak akan mengulang dan menariknya, selama sementara apa yang ada dikepalaku itu benar “menyerah itu lebih penghianat”.

Aku selalu mendengar pembicaraan itu hanya teori yang tanpa disadari ternyata akhirnya hanya kembali kepada diri-sendiri. Lalu kenapa kita terlalu berlama-lama membahas itu. Oh ternyata kita akan mencari benang merahnya. Oke lah aku sepakat saja. Terlalu fanatik dengan aturan membuat kita dikekang oleh aturan yang hanya bersifat kondisional saja. Tapi agaknya bagi kita aturan itu telah kita sepakati kemarin, jadi wajar saja kalo kita berontak jikalau aturan itu dilanggar.

Berdalih untuk menjaga regenerasi mengatasnamakan taat aturan yang sebenarnya kita sendiri telah banyak melangggar aturan itu. Tapi kita terlalu naif untuk mengakui, ada ketakutan. Dan bagi saya hari ini kembali memuncak unek-unek yang panas. Seakan-akan kesalahan disalah satu pihak saja. Aku rasa kalian puas dan akupun sangat puas, kembali ku mendengarkan ceramahan teori-teori kalian yang hanya minim implementasi.

Mengatasnamakan profesional, pribadi dan kelompok selalu saja dicari celah untuk mencari kesalahan. Aku bukannya takut untuk itu, tapi ada ketidakseimbangan didalam perjalanannya. Pernah seorang bilang pemimpin itu bila mendengarkan cemohan dari anggotanya tahan dan jangan ditegok. Nikmati saja dan lepaslah seiring habisnya pembicaraannya dimulutnya. Ternyata tak mudah, coba rasakan.

Aku kebingungan dimana letaknya kesalahan itu, hampir semua mengungkapkan dan akhirnya lagi harus kita terima dan kembali bahwa diri kita sendiri yang harus disalahkan. Karena semua berawal dari diri kita jadi kembali kekita lagi. Aku sudah bukan seperti dulu lagi, namun rupanya aku selalu seperti dulu-dulu dimata orang lain. Terlalu sempit penilaian-mu. Bahwa aku sudah lebih dari itu, kita hanya belum bisa bertatap empat mata. Dan kalian takut itu, kalian hanya suka berombongan.

Sudahlah, aku tidak marah, dan akupun tidak senang. Aku hanya diam tanpa sesuai dengan suara hati. Bahwa aku akan tetap bertahan dengan prinsip yang aku yakini. Bukan menjadi diri sendiri dan orang, tapi ingin menjadi “sophie” dengan banyak membaca dan berfikir. Dan semua itu harus aku lalui dengan masalah yang selalu dianggap permasalahan, yang sebenarnya membuat aku dewasa dalam berfikir dan bertindak dan sekali lagi bukan mengatasnamakan orang lain dan diri sendiri melainkan atas hasil berproses berfikir.

*kegelisahan yang di tulis agar tidak hilang dan malang di otak saja

Rabu, 03 Oktober 2012

Aku hanya benar-benar ?.........


Aku pun yakin, dia itu pun sebenarnya tidak ada. Ya dia tak pernah ada.
Dia tidak ada, Aku mengatakan hal ini pada diriku.
Tanpa membuka pakaian, aku langsung masuk kamar, kemudian menyalakan laptop. Aku duduk dan membiarkannya.
Lalu, aku mulai menangis. Seperti biasa.
Inilah kenapa aku tidak ingin kenal dengan orang-orang. Karena hal yang paling tidak enak adalah kalau kita mulai MENYAYANGI orang-orang, tiba-tiba kita harus kehilangan mereka. Saat kita merasa mulai mengenal orang-orang, tapi mereka harus meninggalkan kita.
Orang-orang datang dan pergi, tapi aku selalu disini, sendiri.
aku sebenarnya tidak apa-apa. Benar,aku tidak apa. Aku hanya benar-benar kesepian.
Aku menangis lagi, dan lagi.