Sabtu, 26 Januari 2013

Mimpi Nita di Malam Tahun Baru



Oleh : Wita Karina Ramlan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Study Pembangunan Angkatan 2012
Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Anggota LPM - Jurnal Kampus Fakultas Ekonomi Unlam

Tepat pada malam tahun baru 2013 aku menempati rumah yang baru aku pindahi. Sebuah rumah besar bergaya modern dengan cat berwarna krim abu-abu  membuat rumah ini terkesan sudah berumur. Memang usia rumah ini sudah sekitar 15 tahun. Kalau di samakan dengan umur manusia, itu sama dengan sebesar anak kelas 9 SMP. Berhubung perkerjaan Ayah yang selalu di pindah-pindahkan dari satu kota ke kota lain, tidak terhitung aku, mama, dan juga dua orang adik kembarku Witya dan Widya selalu pindah dari satu  sekolah ke sekolah lain, dari satu rumah ke rumah lain. Terkesan ribet yah perjalanan hidupku dengan keluarga yang selalu gonta-ganti  rumah.

Rumah ini memiliki dua lantai termasuk lantai  dasar. Di tingkat dua  ada dua buah kamar, jelas saja aku memilih kamar yang ada balkonnya di luar yang langsung menghadap depan rumah. Awalnya,  adik kembarku meminta aku mengalah dengan menempati kamar yang ada di seberang kamarku,namun balkonnya mennghadap halaman belakang. Berhubung di rumah-rumah sebelumnya aku selalu mengalah, sekali-sekali dong aku gak mau mengalah.  Maaf ya adik-adik kecilku, sesekali kalian yang harus mengalah pada yang lebih tua. Ayo berhenti  melihat-llihat ruang kamar,saatnya bersih-bersih dan menata kamar.

Rumah kami yang baru memang sebagian sudah ada perabot para penghuni yang terdahulu, seperti lemari, sofa, lemari hias, dan masih ada lagi yang lainnya. Kami sekeluarga termasuk pembantuku Bi Inah juga membantu membersihkan rumah. Aku memulai dengan membersihkan kamarku sendiri. Aku beruntung, ternyata kamarku memiliki kamar mandi kecil di dalamnya, jadi aku tidak repot-repot turun dan mengantri mandi di kamar mandi utama di lantai bawah. Sambil bersih-bersih  lemari serta tempat tidur, aku menemukan sebuah kalung yang terletak di dalam laci kecil dalam lemari pakaian. Sebuah kalung perak dengan bandul berbentuk bunga dengan matanya yang berwarna biru mengkilat. Karena berdebu, segera saja aku membilasnya dengan air yang ada di kamar mandi. Setelah bersih, bertambah  cantik saja kalung ini, pikirku. Tanpa sadar aku pakai saja kalungnya, dan aku melanjutkan menata kamarku kembali.

Senja telah tiba, adzan Maghrib pun berkumandanng di sana-sini. Kebetulan rumahku sangat dekat dengan sebuah mesjid jadi adzannya terdengar sangat jelas sampai ke rumahku. Akupun bergegas mengambil air wudhu di kamar mandi dan menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim. Selesai sholat, terdengar ada  ketukan pintu kamarku. Ternyata mama menyuruhku turun untuk makan malam bersama di bawah. Selama makan, beberapa kali aku mendengar letusan kembang api kecil di luar rumah kami. Berhubung ini malam tahun baru, jadi aku tidak heran banyak orang yang menyalakan kembang api.

Selesai makan, aku membantu Bi Inah membereskan bekas makan malam kami. Setelah itu akupun kembali ke kamar. Tidak ada sesuatu yang special yang aku kerjakan di kamar, hanya mengutak-atik laptop dan bermain BlackBerry Massenger dengan teman-teman SMA-ku. Tak  terasa, hari sudah menunjukkan hampir jam 12 malam. Lantas saja aku segera keluar balkon untuk  melihat kehebohan kembang api yang menyambut pergantian tahun baru. Tepat pukul 00.00 beratus ratus kembang api menghiasi langit malam yang gelap karena tertutup awan mendung. Walau rada gerimis, tetap saja kembang apinya kelihatan heboh. Akupun tidak melewatkan kesempatan ini dengan memotret beberapa gambar dengan kamera BB-ku. Namun, kantuk sudah menyerang mataku. Wajar saja, aku kelelahan karena harus bersih bersih rumah seharian ini. Lalu akupun masuk kamar dan merebahkan diri di tempat tidur.

Dari sini keanehan-keanehan yang terjadi mulai bermunculan. Saat tidur, aku merasa hawa kamarku menjadi lebih dingin. Padahal sebelum tidur aku memasang suhu AC hanya 25oC. Positif thinking, karena di luar hujan jadi suhu menjadi lebih dingin. Karena aku belum benar-benar tertidur, samar-samar  aku mendengar suara langkah kaki berlari menuruni tangga. Saat itu aku berpikir, siapa malam-malam begini lari-larian di tangga. Sambil merasa terheran-heran, akupun memmbaca doa dan surah-surah pedek untuk membuat hatiku tenang sebelum tidur.

Aku terkejut saat mendengar adzan subuh  yang sangat nyaring dari mesjid. Lantas saja aku langsung bangun dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh.  Kejadian tadi malam sungguh membuatku heran akan rumah ini. Apakah ini hanya  perasaanku saja atau  memang ada hal yang ganjil dengan  rumah ini. Akupun sudah siap di meja makan. Semua anggota keluargaku mukanya pada cerah semua, namun tidak dengan Bi Inah.  Kulihat pagi ini wajahnya agak pucat, kupikir apakah dia sedang tidak enak badan, akupun berencana akan menanyakannya selesai sarapan.

Sarapanku dan keluarga selesai. Akupun membantu Bi Inah membereskan peralatan makan kami. Langsung saja ku tanyakan mengapa wajahnya pucat hari ini.
    “ Bi, kok wajahnya pucat. Sakit ?“
    “ Ha..? Gak kok Ndo..” jawab Bi Inah terkejut
    “ Beneran Bi, kalo sakit bilang aja sama mama biar kita ke dokter..” tawarku
    “ Hmm… Ndo, nanti Bibi mau ngomong boleh. Tapi selesai Bibi bersih-bersih rumah aja ya..”
    “ Oh boleh kok Bi… kapanpun dan dimanapun Bibi mau..hehe..” sambil ku peluk Bi Inah untuk menenangkan hatinya.

Selesai bersih-bersih, Bi Inah pun bercerita kenapa dia wajahnya pucat pagi ini. Ternyata tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak karena mendengar suara-suara yang aneh dari ruang makan. Berhubung kamar Bi Inah berada di antara ruang tengah dan ruang makan,jelas saja beliau mendengarnya. Bi Inah mendengar suara seperti orang yang berlari-lari di dapur, selain itu dia juga mendengar suara seperti orang mandi dari arah kamar mandi utama. Beliau bercerita dengan nada ketakutan. Akupun lalu berpikir, ternyata tidak hanya aku saja yang merasa aneh akan rumah ini. Agar Bibi tidak merasa ketakutan lagi malam ini, akupun menyarankannya untuk tidur di kamarku malam ini.

Huuuft…malam pun tiba lagi. Selesai makan malam dan beres-beres peralatan makan, aku langsung pergi ke kamarku. Tok..tok…tok, bunyi ketukan pintu membuyarkan lammunanku di kamar. Bergegas ku menuju pintu kamar untu mebukakkan pintu,ternyata Bi  Inah  dengan membawa bantal tidurnya. Langsung saja aku persilakaan Bibi masuk kamarku. Awalnya Bi Inah ingin tidur di bawah saja, namun aku melarang. Tempat tidurku cukup besar untuk di tempati berdua, jadi beliau kusuruh tidur di ranjang saja biar tidak  kedinginan.

Tik…tok..tik...tok…. bunyi jam dinding yang terpasang di  kamarku menunjukkan pukul hampir jam 1 pagi dini hari. Aku tidur merasa gelisah karena aku merasa kepanasan, padahal aku memasang suhu AC 20oC. cukup dingin untuk ukuran buat tidur di malam hari. Aku bolak-balik badan saking tidak tenangnya aku tidur. Bi Inah sampai terbangun dan bertanya.
    “ Kenapa toh Ndo… ndak bisa tidur ya..”
    “ Iya Bi… panas..”
    “ Kok bisa toh… Bibi malah dingin lo..maklum nda biasa tidur pakai AC..”
    “ Sssstt.. Bi, kau dengar itu?”
    “ Dengar opo to Ndo..”
    “ Ssstt…coba dengar deh …kayaknya dari arah kamar Widya…”

Sejenak kami berdua mendiamkan diri sambil mendengarkan suara yang samar-samar aku dengarkan. Aku mendengar suara saling pukul, namun tidak memakai benda yang berbahaya, melainkan… seperti boneka. Juga ada suara  tawa kecil yang tidak wajar. Sejenak kami berdua terdiam, aku mengusulkan kepada Bi Inah untuk melihat ke kamar Widya berdua denganku. Awalnya Bibi takut, tapi aku pun meyakinkannya yang padahal sebenarnya aku juga merasa takut. Kebetulan senjata yang kami bawa hanya Yaasin, sapu lantai dan senter masing-masing satu buah. Dengan keberanian yang kira-kira  hanya 20%, kami pun mengendap-endap menuju kamar Widya dan Witya.

Sampai di depan kamarnya, kami mendengar tawa-tawa kecil seperti kegirangan. Bi Inah ingin lari namun tangannya  tetap aku pegang. Wajar saja, aku juga kan gak mau di tinggalkan sendirian menghadapi ini. Kami pun memberanikan diri  mendobrak kamar Widya. Betapa terkejutnya kami. Kami melihat Widya dan Witya seperti kesurupan berrmain boneka boneka mereka. Sadar akan kehadiran kami, mereka malah melempari kami dengan boneka yang ada di tangan mereka. Tanpa pikir panjang lagi kami langsung lari turun ke bawah untuk membangunkan ayah dan mama. Seakan-akan aku yang kesurupan gak sadar lagi aku mengedor pintu kamar ayah sangat keras sampai ayah setengah marah pada saat membukakan pintu. Belum selesai aku bercerita, Witya dan Widya yang masih tidak sadarkan diri turun ke bawah menuju kami. Saat ayah menyalakan lampu ruang tengah, mereka berdua langsung pingsan di tangga. Langsung saja kami mendatanginya dan menggotongnya ke kamar mereka berdua yang sangat berantakan karena  ulah mereka.

Kejadin tadi malam membuatku semakin penasaran akan rumah ini. Sebenarnya apa yang terjadi sebelum kami menempati rumah itu. Mengapa kejadian  demi kejadian aneh selalu menimpa kami. Di sekolah akupun bercerita dengan teman-temanku. Mereka tertarik untuk membantuku menyelidiki rumahku sendiri. Untungnya ayah tidak melarangku untuk menyelidikinya. Aku meminta alamat tempat ayah membeli rumah ini. Begitu kudapatkan, langsung saja aku, Iky, Lita, dan Eny menuju alamat yang tertera di secarik kertas. Sesampainya di sana, kami mendapati sebuah kantor jasa yang melayani penjualan rumah. Kami pun masuk ke dalam dan menanyakan siapa pemilik sebelumnya atas rumahku sekarang. Begitu kudapatkan, langsung saja kami menuju  alamatnya.

Sesampainya lagi di alamat yang kami bawa, kami mendapati sebuah rumah yang lumayan besar berwanrna oranye dengan perpaduan warna krim cerah. Kebetulan Pa Arif sang pemilik rumah ada di pekarangannya. Langsung saja kami di persilakan masuk ke dalam rumah. Istri beliau menyuguhkan kami es sirup yang kelihatanya menggoda sekali untuk di minum. Begitu di persilakan minum, langsung saja kami meminumnya. Kebetulan sekali kami sangat haus karena berpanas-panasan mencari alamatnya. Aku pun menceritakan maksud kedatangan kami ke rumah beliau. Begitu beliau mengerti apa yang aku  ceritakan tentang kejadian aneh yang ada di rumahku,  beliau pun bercerita panjang lebar mengenai kejadian yang juga menimpa keluarganya saat menempati rumah itu selama kurang lebih satu bulan. Itu merupakan waktu yang sangat singkat untuk menempati suatu rumah. Namun sayangnya beliau tidak mengetahui mengapa rumah itu jadi sangat aneh untuk di tempati. Kami pun pulang dengan tanpa hasil.

Selesai mengantar teman-temanku pulang,  aku berhenti sebentar di pos kamling. Kebetulan ada Pak Deden sang security komplek. Beliau sudah sekitar 5 tahun menjadi security komplek. Sembari istirahat, ngobrol-ngobrol aja aku dengannya mengenai cerita rumahku.  Betapa terkejutnya aku mendengar cerita beliau.  Ternyata sekitar 2 tahun yang lalu terjadi perampokan dan pembunuhan di rumah yang sekarang aku tempati itu. Yang menjadi korban adalah seorang gadis muda dengan dua orang adik dan seorang pembantu rumah tangga.  Setahu beliau, gadis tersebut ditinggal oleh orang tuanya bekerja di luar negeri. Lalu ada sekelompok perampok yang menyerang rumahnya untuk merampok harta benda mereka. Alhasil, karena saat mmelawan gadis itu melihat muka perampok, dia dan 2 adiknya serta pembantunya dibunuh perampoknya untuk membungkam mereka. Aku terdiam mendengar cerita Pa Deden. Pantas saja kejadian demi kejadian aneh menimpa keluarga kami saat menempatinya. Aku baru menyadari, ternyata kalung yang selama ini ku pakai,adalah kalung gadis itu.
Aku langsung pulang ke rumah. Belum memasuki rumah, dari luar aku sudah mendengar teriakan Bi inah. Langsung saja aku berlari menuju asal teriakan itu. Ternyata  Widya kembali kesurupan. Dia mengamuk karena di pegangi oleh Witya dan mama yang sambil  membacakan ayat-ayat Al-qur’an. Ayah sedang keluar memanggil Uztad Arifin yang sudah di kenal oleh masyarakat komplek. Saat Uztad sampai, beliau langsung menghampiri  Widya dan seakan-akan beliau sedang berbiacara dengan “orang” yang merasuki tubuh adikku. Dalam pembicaraannya, dia mengatakan bahwa dia adalah arwah gadis yang dibunuh oleh perampok yang menyerang rumah ini.  Dia membuat kejadian-kejadian yang aneh karena dia ingin menyampaikan pesannya yaitu ingin arwahnya dengan adik-adik serta pembantunya tenang karena sudah didoakan. Melalui tubuh adikku, dia menunjukkan tempat mereka di kubur oleh perampok itu. Ayahpun meminta bantuan tetangga tetanggga komplek untuk menggali tanah yang di tunjuk oleh Widya. Sesudah menggali, kami mendapati tulang belulang manusia, dna Widya pun pingsan mendadak. Uztad menyarankan agar mengeluarkan tulang belulang itu dan memandikanya selayaknya memandikan jenazah. Selesai dimandikan, tulang- tulang itu lalu dibungkus dengan kain kafan dan disholatkan di mesjid dekat rumah. Selesai di sholatkan. kemudian  tulang itu di makamkan di  komplek pemakaman islam yang ada di samping komplek perumahan kami. Aku berharap, semoga arwah mereka sudah tenang di alam sana.

Begitu banyak kejadian yang terjadi hari ini sampai-sampai membuatku merasa sangat capek dan malas mengerjakan PR yang di berikan guruku di sekolah.  Tanpa sadar akupun tertidur lelap.  Bunyi detak jam dindingku seakan-akan seperti bunyi palu yang di hantamkan ke dinding saja mebuatku bangun setengah sadar. Aku seakan-akan melihat seorang gadis yang sangat cantik duduk di samping ranjangku.
    “  Nita….. “ panggil gadis itu. Aku sempat berpikir bahwa aku sedang bermimpi.
    “ Nita….” Panggilnya sekali lagi. Aku pun sadar bahwa aku  tidak sedang bermimpi. Aku sangat terkejut  dan langsung menjauh karena takut. Tahu dari mana dia bahwa namaku adalah Nita. Tapi gadis itu meraih tanganku lembut.

    “ Nita…aku adalah Lina. Akulah yang merasuki tubuh adikmu tadi sore. “ kata gadis itu. Aku sungguh hanya bisa diam seribu bahasa. Aku tidak bisa mengatakan sepatah kata pun saking aku merasa takut, tapi hatiku yakin ini bukanlah suatu hal yang akan membahayakan diriku.
    “ kalung yang kamu pakai adalah milikku. Itu adalah hadiah ulang tahun dari orang tuaku saat aku masih bersama mereka tinggal di rumah ini. Aku harap, kamu mau menyimpannya dengan baik untukku…” ditatapnya lembut mataku sampai aku berkata Iya dan kami melingkarkan jari kelingking tanda kami berjanji satu sama lain.
    “  Sekali lagi terima kasih atas usahamu menyelidiki rumah ini dan menemukan tulang-tulangku dan adik-adikku serta pembantuku. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang.” Katanya dengan penuh kelegaan.

    “ Aku harap, kau bisa tenang selamanya di alam sana, Lina. Bersama adik-adikmu dan jua pembantumu. Insyaallah, aku akan selalu mengirimkan doaku untuk kalian disetiap aku sholat.”
    “ Terima kasih banyak Nita.”
Kurasakan genggaman tangan itu perlahan-lahan mulai hilang dari tanganku. Aku bahkan masih terheran-heran, apakah aku sedang bermimpi atau tidak. Kucoba mencubit pipiku, ternyata sakit. Berarti ini memang bukan mimpi. Akupun kembali merebahkan diriku di tempat tidur sambil membayangkan kejadian yang baru saja aku alami, sampai pada akhirnya aku terlelap kembali menuju dunia mimpi yang sebenarnya.

    “ dok…dok…dok… Nita bangun…” terdengar suara mama yang membangunkan aku dari luar kamar. Mama pun membuka pintu kamarku dan membuka gorden-gorden besar yang ada di kamarku.Saat kulihat jam,
    “ Arrrggghhh….mama aku terlambat. Kok gak bangunin lebih pagi sih ma…harus buru-buru mandi dan sekolah nih..”  kataku panic.
    “ Sekolah? Sekolah apa kamu di hari libur Nita.”
    “ Mama jangan becanda deh...panik nih.”
    “ Kamu tuh yang ngelindur. Hari ini kan tahun baru Nit, tanggal 1 Januari. Tanggal merah. Lihat aja kamu kalau gak percaya.” Kulihat memang iya tanggal merah. Terus kejadian-kejadian itu semuanya hanya mimpi nih ceritanya. Kayak di Film Inception aja nih aku mengalaminya. Ah sudahlah, yang penting  aku mau mandi dulu biar segar di hari pertama tahun baru ini. (*)

Selasa, 22 Januari 2013

8 Manfaat Membaca



Sungguh mengherankan mendengarkan manusia mengatakan bahwa mereka bosan membaca! Padahal membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang. Namun sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidaklah diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Ini adalah beberapa alasan bagi kita untuk memulai kebiasaan ini… sebelum Anda tertinggal di belakang dalam segala hal. 

1. Membaca merupakan proses mental secara aktif. Tidak seperti duduk di depan sebuah kotak idiot (TV, Plasystation, dll), membaca membuat Anda menggunakan otak Anda. Ketika membaca, Anda akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang Anda belum mengetahuinya. Dalam proses ini, Anda akan menggunakan sel abu-abu otak Anda untuk berfikir dan menjadi semakin pintar.

2. Membaca akan meningkatkan kosakata Anda. Anda dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum Anda ketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui.

3. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus. Anda perlu untuk bisa fokus terhadap buku yang sedang Anda baca untuk waktu yang cukup lama. Tidak seperti majalah, internet atau email yang hanya berisi potongan kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab Anda perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, Anda akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi.

4. Membangun kepercayaan diri. Semakin banyak yang Anda baca, semakin banyak pengetahuan yang Anda dapatkan. Dengan bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai. Karena Anda adalah seorang pembaca yang baik, orang-orang akan mencari Anda untuk mencari suatu jawaban. Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri akan semakin baik. [Namun ingat, ikhlas tetap merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan, dan berhati-hatilah dari sikap merasa bangga diri. Bersyukurlah selalu kepada Allah atas secuil pengetahuan yang Anda miliki].

5. Meningkatkan memori. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika Anda tidak menggunakan memori anda, Anda bisa kehilangannya. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu Anda meregangkan “otot” memori Anda dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita.

6. Meningkatkan kedisplinan. Mencari waktu untuk membaca adalah sesuatu yang kita sudah mengetahuinya untuk dilakukan. Namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Hanya sedikit sekali. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian Anda dan berpegang dengan jadwal tersebut akan meningkatkan kedisiplinan.

7. Meningkatkan kretivitas. Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri Anda terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatif otak Anda, karena otak Anda akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir Anda.

8. Mengurangi kebosanan. Salah satu kebiasaan yang saya miliki adalah, apabila saya merasa bosan, maka saya akan mengambil buku dan mulai membacanya. Apa yang saya temukan dengan berpegang kepada kebiasaan ini adalah, saya menjadi semakin tertarik dengan suatu bahasan buku dan saya sudah tidak bosan lagi. Maksud saya, jika Anda merasa bosan, Anda akan merasa lebih baik dengan membaca buku yang bagus, bukan? Jika Anda ingin memecahkan rasa malas yang monoton, dan kehidupan yang tidak kreatif dan membosankan, maka pergi dan ambillah satu buku yang menarik. Bukalah halaman-halamannya dan jelajahi dunia baru yang penuh dengan informasi dan kecerdasan.

Sumber: http://rachdie.blogdetik.com/2011/02/05/8-manfaat-membaca/

Sabtu, 19 Januari 2013

Hanya Semacam Do’a

Barangkali harapan ini hanya semacam do’a yang memeluk kehampaan sebagai 

kamu. Tapi, biarlah sesekali waktu perlu mengajariku cara tepat bagaimana 

meninggalkan masa silam, aku tak yakin kamu akan “hilang” begitu saja dimasa 

depanku.

Kadang setiap merindukanmu, aku menegarkan hati dengan merapal mantra 

“semoga” dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan “yang pergi” 

dan memulangkan “yang lupa”. Walaupun setiap mataku membuka, kamu tetap 

akan pergi dan tetap lupa kembali.

Tidak ada, tidak ada yang melebihi matamu

Di jantung rinduku kamu adalah keabadian

Yang mengenalkan dan mengekalkan kehilangan

Rabu, 16 Januari 2013

Diafragma : Membingkai Makna dan Peristiwa 2

penyerahan tabloid JK kepada pembantu rektor 1 unlam


peresmian sekre JK oleh pembantu dekan III m. saleh 
 

foto bersama dengan walikota banjarbaru    
        

penyerahan media JK kepada ketua dropyourbook bjm
 

         liburan di atas klotok menuju pasar terapung
 

wawancara dengan pembantu rektor 1 unlam
 

wawancara dengan dekan fakultas ekonomi unlam zakhyadi ariffin
 

foto santai di jembatan barito


Minggu, 13 Januari 2013

Targetkan 2016 Bebas Asap Rokok



Fakultas Ekonomi Unlam pada tahun 2016 akan menargetkan kampus bebas asap rokok. Berbagai langkah pun dilakukan oleh fakultas beberapa waktu lalu, salah satunya adalah melakukan kerjasama dengan  sepuluh organisasi yang ada di Fakultas Ekonomi. Dalam kerjasama itu Dekan dan sepuluh organisasi bersama-sama memasang stiker bebas asap rokok. Kesepuluh organisasi itu adalah Badan Legeslatif Mahasiswa (BLM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM), Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Pembangunan (HIMIESPA), Himpunan Mahasiswa Diloma Tiga (HIMADE), Lembaga Pers Mahasiswa LPM Jurnal Kampus (LPM JK), Forum Studi Qur’an (FSQ), Mapala Wira Ekonomika (WE), dan Komunitas Wiramartas (KW).

Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Unlam, Drs Ec Syaiful Hifni M Si Ak saat ditemui di ruang kerjanya Senin, (7/13) mengatakan, aturan mengenai kampus bebas asap rokok ini sudah lama tertulis dalam peraturan UUD, Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Universitas dan Fakultas. “Sebenarnya sudah lama aturan ini ada, namun mulai dikepemimpinan saya ditegaskan lagi,” katanya.

Adapun kawasan yang dibebaskan asap rokok adalah lobby depan, lobby dalam, dua sisi kiri dan kanan lobby, di depan aula, lantai dua, dan seluruh ruang kelas. Sedangkan kawasan yang diperbolehkan hanya ada dua yaitu taman dan kafe. “Untuk saat ini, kami belum bisa membebaskan seluruh kawasan bebas anti rokok, tetapi paling tidak kami mengawali,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan mahasiswa yang ketahuan merokok di tempat yang sudah dilarang oleh fakultas? Tidak ada sangsi, tetapi tambah Syaiful, dirinya akan langsung menegur apabila ketahuan ada mahasiswa yang merokok di tempat yang dilarang. “Intinya komunikasi saja dulu,” tambahnya.

Tujuan di tegaskannya aturan ini tidak lain adalah untuk menjaga kesehatan bersama, etika, dan pelaksanaan hukum yang sudah ada. Syaiful yang juga dosen di Jurusan Akuntansi ini berharap dengan di jalankannya aturan ini, akan menciptakan budaya anti rokok di kampus. “Jangan sampai ganti pimpinan, justru berganti kebijakan yang akan melonggarkan aturan ini,” harapnya. (elh)

Kawasan yang dibebaskan dari asap rokok :
-    Lobby depan dan dalam
-    Sayap kiri dan kanan lobby
-    Depan aula
-    Lantai dua yang kebanyakan ruang dosen
-    Seluruh ruang kuliah mahasiswa
Kawasan yang diperbolehkan merokok :
-    Di taman terbuka
-    Di kafe

Side bar
Jangan Sampai Di buku Pedoman Saja

Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unlam (BEM FE UNLAM), Riswan Hidayat menyambut positif dengan ditegaskannya aturan tentang kawasan bebas asap rokok. Menurutnya bagus, karena dengan adanya kebijakan ini minimal mahasiswa yang perokok tidak sembarangan untuk merokok di kampus. “Bagus, kami selaku BEM sangat mendukung aturan ini,” ujarnya kepada Bpost, Senin (7/13).

Mahasiswa yang akrab disapa Riswan ini mengusulkan, agar pihak fakultas jangan hanya memasang stiker anti rokok saja, tapi aturan ini juga harus disosialisasikan kepada mahasiswa dan kepada seluruh organisasi yang ada di Fakultas Ekonomi Unlam, terlebih pada saat Program Persiapan Belajar (P2B), untuk memasuki kuliah di Fakultas Ekonomi Unlam. “Jangan sampai hanya tertulis dibuku pedoma saja,” katanya. (elh)

Museum Wasaka Banjarmasin

Oleh : Elhami dan Hangga

Museum Waja Sampai Kaputing atau yang dikenal dengan sebutan Museum Wasaka berbentuk seperti rumah banjar dan bercat coklat. Terletak di jalan Syarif Hidayatullah museum ini tampak dari depan bercat hijau, sedangkan pagar yang mengelilinginya sudah mulai rusak dan bercat coklat tapi sudah mulai luntur. Di dekat jendela sebelah kanan terdapat tujuh jendela terbuka yang di pagari besi, terlihat disalah satu jendela ada patung manusia tidak memakai baju. Di bawahnya ada puluhan kayu penyangga museum, tingginya seukuran orang dewasa.

Langit-langit dari bangunan tersebut  sudah berlubang dan disekelilling pagar museum banyak ditumbuhi oleh rumput liar yang tinggi, ditambah dengan bekas bungkus makanan yang berserakan di mana-mana. Terlihat dua orang di depan museum yang sedang memperbaiki tiang untuk penerangan. Dan satu orang sedang membersihkan halaman. Di halaman, ada empat perempuan cantik yang sedang menari, diiringi lagu-lagu khas banjar.

Di depan pintu masuk sepasang anak muda duduk bersantai dan berteduh. Lelaki itu memakai kaos hitam sedangkan perempuannya berbaju putih dengan jilbab hitam. Mereka berdua sedang asyik memainkan HP, sesekali lelaki itu bercanda dengan mencubit hidung perempuannya.

Beranjak sekitar 7 meter dari bangunan museum terdapat kolam berpagar. Air di dalam kolam itu berwarna hijau bercampur lumut dan banyak sampah plastik makanan dan minuman. Tidak ada ikan hanya ada lima ekor katak yang terkurung.

Sabtu, 05 Januari 2013

Diafragma : Membingkai Makna dan Peristiwa

selesai workshop fotografi bersama kristupa siragih di bpost


panitia paperman 2012 di aula knpi banjarmasin

kunjungan ke media kalimantan di banjarbaru


pengurus lpm jurnal kampus 2012/2013

diatas klotok saat field trip ke pasar terapung


foto bersama di pulau kembang

peserta dan panitia bsj 2012 berfoto seusai menyantap soto bang mamat


selesai rapat kerja lpm jurnal kampus, foto di open hall fe unlam

diklat jurnalistik jurnal kampus : menjadi mahasiswa multi keterampilan

...masih ada yang lain, nanti kapan-kapan ^_^...

Laporan Umum PJ Ketua Umum LPM Jurnal Kampus FE Unlam 2012/2013



Gambaran umum laporan pertanggungjawaban ketua umum lpm jurnal kampus fe 
unlam periode 2012/2013
 
-    Paperman 2012 berjalan dengan sukses walaupun begitu banyak kendala
-    Penerbitan media dalam format majalah perdana
-    Menciptakan produk media baru yakni buletin sebagai anak dari majalah, terbit selalu berkala dan sudah lebih dari 10
-    Pembuatan mading juga tetap eksis
-    Pertemuan rembung dengan alumni jk
-    Pembangunan sekre lpm jurnal kampus
-    Menciptakan blog sebagai pendamping website yang masih bermasalah
-    Pendelegasian di kongres ppmi nasional
-    Mukernas ppmi nasioanal
-    Basic skill of jornalism 2012
-    Diklat menulis dan  wawancara
-    Diklat desain dan fotografi
-    Diklat publik speaking
-    Rekrutmen anggota muda 2012
-    Magang anggota muda 2012
-    Musta 2012 tersukses
 
Kendala-kendala yang dihadapi :
 
-    Masih minimnya dalam menguasai kepemimpinan mulai awal-awal menjabat
-    Banyak ketidakaktifan anggota
-    Masih selalu berkutat dengan permasalahan internal
-    Komitmen masih rendah
-    Kesadaran akan tugasnya diorganisasi masih minim
-    Antara teori dengan praktik masih belum seimbang

Untuk Wartawan

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang wartawan
-    Hindari generalisasi (menyimpulkan tanpa fakta di lapangan)
-    Tanamkan etika jurnalistik dan pahami hukum-hukum pers
-    Fakta harus akurasi, akurasi, dan akurasi (harga mati)
-    Wartawan tidak boleh lengah
-    Hak privasi
-    Anggap narasumber sebagai seorang teman untuk sharing
-    Hindari opini pribadi
-    Hindari suap dalam bentuk apapun
-    Tidak berniat buruk
-    Tanyakan kalau memang tidak tahu
-    Malu bertanya sesat di jalan
-    Yang paling penting kita bekerja profesional