Barangkali harapan ini hanya semacam do’a yang memeluk kehampaan sebagai
kamu. Tapi, biarlah sesekali waktu perlu mengajariku cara tepat bagaimana
meninggalkan masa silam, aku tak yakin kamu akan “hilang” begitu saja dimasa
depanku.
Kadang setiap merindukanmu, aku menegarkan hati dengan merapal mantra
“semoga” dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan “yang pergi”
dan memulangkan “yang lupa”. Walaupun setiap mataku membuka, kamu tetap
akan pergi dan tetap lupa kembali.
Tidak ada, tidak ada yang melebihi matamu
Di jantung rinduku kamu adalah keabadian
Yang mengenalkan dan mengekalkan kehilangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar