Selasa, 20 Agustus 2013

Berapa Tingkat FQ-Mu ?...




Oleh : Budi Permana
Mahasiswa Jurusan Manajemen 2009

Meskipun sudah lama tidak menulis, saya berharap teman-teman tidak terlalu merindukannya :). Karena kemampuan penulis ada dalam bidang manajemen maka mari kali ini kita bercengkrama tentang fisika, sudah siap?

Bila anda siap, saya yang belum siap.

Ada yang sudah mengetahui tentang teori kecerdasan Finansial (FQ)? Pasti belum, entah teorinya ada atau tidak, umumnya kita mengetahui tentang kecerdasan Inteleginsi (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) atau populer  disebut ESQ. Lalu bagaimana dengan kecerdasan Finansial (FQ)? Yaaa, kita anggap saja ini turunan dari teori ESQ, Setuju? Enggih!!!

Kecerdasan Finansial  adalah kemampuan manusia yang unik. Hal ini membuat seseorang mampu mengenali, menciptakan dan mempraktekkan  sistem atau cara untuk mengakumulasi aset, bisa  dimengerti? Alhamdulillah, 100% belum!!! Kecermatan dan kepekaannya dalam melihat keadaan merupakan kekuatan untuk  menemukan peluang-peluang bisnis.

Contoh klasik adalah sebagaimana pedagang es cendol, ada yang melarat ada pula yang Berhasil, apa yang membedakannya...??? Salah, yang membedakan keduanya adalah tingkat Kecerdasan Finansialnya. Contoh lain yang menginspirasi di Indonesia adalah Mas Jono, awalnya pedagang kaki lima sekarang menjadi pembisnis Internasional dengan  Ayam bakarnya. Sama dengan  teman saya, dulunya adalah pedagang pentol, harus jualan kesana kemari, dan sekarang dia tidak perlu lagi seperti itu, dia sudah bisa duduk santai karena usahanya sudah bangkrut.

Realita ini membuktikan  bahwa setiap kita memiliki kecerdasan finansial tetapi tingkatannya berbeda-beda. Untuk mengukur  tingkat kecerdasan finansial (Financial Quotient, FQ) seseorang caranya sangat sederhana. Anda punya seorang teman? Bagaimana dengan penghasilannya? Apabila dia tidak punya penghasilan dan secara finansial masih tergantung dengan orang lain maka dia memiliki FQ=0.  Ketika dia mulai aktif bekerja dan secara mandiri mampu memenuhi kebutuhannya maka FQ=1 atau disebut telah memiliki kemandirian finansial.  

Apabila punya penghasilan terkadang mampu memenuhi kebutuhannya dan terkadang tidak maka FQ-nya terletak diantara 0 dan 1. Jika penghasilannya telah melebihi dari kebutuhannya maka FQ-nya tetap = 1, Karena apabila dia sakit atau tidak mampu bekerja atau di PHK aliran uangnya akan terhenti sehingga dia akan tetap terguncang.

Lain hanya apabila dia memiliki penghasilan pasif, yang tetap mengalir sekali pun karena suatu alasan dia tidak bekerja lagi. Pada saat itu FQ-nya beranjak > 1. Ketika  dari penghasilan pasif ini saja dia mampu memenuhi kebutuhannya maka dikatakan FQ=2. 

Pada titik ini seseorang benar-benar memiliki kebebasan Finansial. apabila penghasilan pasifnya dua kali lipat melebihi kebutuhannya maka FQ=3 dan begitu seterusnya.  Seperti Abdurahman bin Auf seorang pengusaha Miliader yang penghasilannya sejuta kali melebihi kebutuhannya atau Bill Gates yang penghasilan saham microsoftnya barang kali  juga sejuta kali dari kebutuhannya maka FQ=1000001. 

Model berfikir seperti ini juga bisa kita gunakan dalam aktifitas lainnya, setuju? Jangan ada yang protes, Hak Veto ada di tangan penulis!!!

Misalnya Kecerdasan Manajemen Waktu. Ketika seseorang tidak mampu memilah mana  aktifitas yang urgen bagi  dirinya dan mana yang tidak maka Kecerdasan Manajemen waktunya buruk. Kalau dia mampu memahami aktifitas yang urgen bagi dirinya tetapi terkadang dia masih sering terjatuh pada aktifitas-aktifitas yang tidak bernilai maka Kecerdasan Manajemen waktunya lumayan. Ketika dia mampu memahami aktifitas yang urgen bagi dirinya dan di lain sisi dia berani mengatakan kata TIDAK pada aktifitas-aktifitas yang kurang urgen atau tidak memiliki nilai maka Kecerdasan Manajerial waktunya Baik.

Kita mesti melatih diri kita sehingga memiliki dimensi kecerdasan pada level Terbaik. Dengan begitu kita akan memiliki Tanggung Jawab yang lebih besar di dunia ini, semakin besar tanggung jawab kita maka semakin besar pula Kontribusi yang bisa kita berikan pada dunia. Dunia ini telah jutaan kali berganti penduduk tetapi hanya mereka yang terbaiklah yang namanya bisa masuk dalam tinta emas perjuangan.[]

Senin, 19 Agustus 2013

Untuk 20 Agustus



“Selamat Ulang Tahun”



Ribuan detik kau habisi

Jalanan lengang kau tentang

Ah, gelapnya tiada yang buka

Adakah dunia mengerti?



Miliaran panah jarak kita

Tak jua tumbuh sayapmu

Satu-satunya cara yang ada

Gelombang untuk bicara



Tahanlah, wahai waktu

Ada “selamat ulang tahun”

Yang harus tiba tepat pada waktunya

Untuk dia yang terjaga

Menanti



Tengah malamnya lewat sudah

Tiada kejutan tersisa

Kau terlunta tanpa sarana

Saluran untuk bicara



Jangan berjalan waktu

Ada “selamat ulang tahun”

Yang harus tiba tepat waktunya

Semoga dia masih ada

Menanti



Mundurlah wahai waktu

Ada “selamat ulang tahun”

Yang tertahan tuk ku ucapkan

Yang harusnya tiba tepat waktunya

Untuk dia yang terjaga

menanti

apakah dia tidak ingin lilin dan roti untuk ulang tahunnya kali ini
atau barangkali dia sadar selama ini
sering tak pernah ingat hari lagi, kenangan dan waktu
lilin itu mungkin akan menerangi pikirannya
roti itu juga kemungkinan akan mengeyangkan perutnya
tetapi dunia akan melupakan bahwa besok akan berjalan semakin lambat datangnya
apakah dia ingin hari ini secarik potret hidup untuk ibunya
agar dia selalu ingat dengan wajah waktu
dan tak akan berpaling pada tempat dimana selama ini dia berangkat

Kamis, 15 Agustus 2013

FOR YOU

— Apa ini jawaban untuk jalan yang kau pilih sekarang
— Hey, ini baik-baik saja yakin tuk pergi
— Ini sangat alami, seperti pelangi terbentang melewati aspal setelah hujan
— SEPI angin bertiup
— MERASAKAN kita kan pahami satu sama lain
— Meskipun jawabannya tak dimanapun
— PANGGIL AKU aku mengerti
— DENGANMU Cinta ini selalu sesuatu yang berbalas
— Bila kau terluka, kau menahan air matamu dan memikulnya
— Karena aku selalu dekat denganmu dan melihatnya
— Meskipun kau tak mengatakan apapun, aku mengerti
— Betapa kerasnya kau mencoba tak peduli kapanpun
— LARI jika kau kalah
— COBA LAGI biarpun berapa kali
— Kau dapat melakukannya lagi
— AKU DISINI aku disampingmu
— PERCAYALAH Jangan takut percayalah pada dirimu dan orang lain
— Keberanianmu menggambarkan pujian
— Untuk harta seperti tak lainnya, pembicaraan ini
— Lebarkan kedua tanganmu sekarang, TERBANG TINGGI
— Karena suatu hari nanti pasti, kau
— sungguh-sungguh terbang ke langit
— Tak peduli berapa kali kau tersandung
— UNTUKMU
— Apa yang penting itu satu hal
— Miliki sebuah mimpi
— Janganlah tutup hatimu
— Karena suatu hari nanti pasti, kau
— sungguh-sungguh terbang ke langit
— Tak peduli berapa kali kau tersandung
— UNTUKMU

TIDAK NYAMAN JIKA DATANG LEBIH AWAL?.....




Kemampuan dalam memaksa diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang kita tahu seharusnya kita lakukan, entah kita menyukainya atau tidak. Itulah yang disebut dengan disiplin. Jangan terlena dengan nuansa santai. Dia akan melahapmu tanpa kamu sadari. Diam, namun mencekam. Tenang, tapi menghanyutkan.

Perlu kalian ketahui, keteledoranmu, keleletanmu, kekurang-disiplinannya kamu, membuat kamu menghabiskan waktu sia-sia untuk menunggu bicah tidak berguna sepertimu. Bagiku, MENUNGGU BUKAN PEKERJAAN YANG MEMBOSANKAN. Tapi, aktivitas yang menghambat terlaksananya aktivitas lain. 

Menghancurkan susunan agenda yang ada. Membuat kinerja orang-orang yang disekitar kalian tidak optimal. Karena harus menutupi black holl yang kalian buat. Yang lebih parahnya, penyakit itu kalian tularkan kepada orang-orang yang berusaha mengatur waktunya dengan baik. Penyakit yang di derita ini, bukan hanya mematikan kalian. Tapi, mematikan orang disekitar kalian.

Tidak ada alasan atas keterlambatan! Mencari-mencari alasan atas keterlambatanmu, sama saja dengan mengkomplekskan keteledoran. Semakin sering membuat alasan, berarti memupuk subur keterlambatan bin kekurangan dalam diri. Ia seperti penyakit yang mampu menghancurkan karir seseorang, ia seperti racun yang membuat seseorang melihat kerdil, kemudian dilabeli pemalas. 

TIDAK NYAMAN JIKA DATANG LEBIH AWAL. Fenomena ini disebabkan karena terlambat sudah mendarah daging dalam hidupnya. Orang-orang dengan kebiasaan ini tidak lagi mengenal KATA DISIPLIN. Ia telah terlalu terbiasa menjalankan rutinitasnya, YAITU TERLAMBAT. Layaknya sebuah penyakit kronis sekalipun, terlambat masih punya obat. Jika penderitanya memiliki tekad sekuat baja untuk merubahnya. Serta, mampu membagi waktu sedetail mungkin. Sehingga tidak  sedetikpun terlewatkan tanpa manfaat.