Jumat, 31 Mei 2013

Mouse : Si Tikus Dengan Ekor Di Depan



Tahukah kamu...

Kamu yang sering menggunakan komputer, pasti kenal sama mouse. Di pakai untuk memindahkan anak panah atau memindahkan teks serta membantu pekerjaan dalam komputer.
Dewasa ini setiap komputer menggunakan mouse, dan sudah banyak berkembang mouse yang menggunakan teknologi.

Tapi kamu tahu nggak kapan pertama kali mouse ini diperkenalkan kemudian digunakan? Ternyata alam yang bernama mouse ini pertama kali digunakan pada tahun 1964 oleh Douglas Englehart dari Standford University.

Langkah Douglas ini berlanjut pada tahun 1970, yakni perusahaan komputer kantor xerox yang ikut mengembangka mouse walau masih bisa dibilang primitif. Barulah pada tahun 1983 saat apple computer melengkapi produksi komputernya dengan alat ini, maka mouse menjadi tempat bergabung-orang-orang yang bekerja dengan komputer.

Lalu kenapa alat ini di namakan mouse? Karena memang terlihat seperti tikus. Dengan dua mata didepan dan kabel panjang yang terurai laksana buntut. Tapi lucunya buntutnya didepan. Yaa begitulah mouse.

Atau kamu punya ide untuk memindahkannya kebelakang? He he he

Kamis, 30 Mei 2013

Jiwa Yang Abadi




Satu wilayah adalah dunia indra, yang mengenainya kita hanya dapat mempunyai pengetahuan yang tidak tepat atau tidak sempurna dengan menggunakan lima indra kita. Di dunia indra ini “segala sesuatu berubah” dan tidak ada yang permanen. Dalam dunia indra tidak ada sesuatu yang selalu ada, yang ada hanyalah segala sesuatu yang datang dan pergi.

Wilayah yang lain adalah dunia ide, yang mengenainya kita dapat memiliki pengetahuan sejati dengan menggunakan akal kita. Dunia ide ini tidak dapat ditangkap dengan indra, tetapi ide (atau bentuk-entuk) itu kekal dan abadi.

Manusia adalah makhluk ganda, kita memiliki tubuh yang “berubah” yang tidak terpisahkan dengan dunia indra, dan tunduk pada takdir yang sama seperti segala sesuatu yang lain di dunia ini—busa sabun misalnya, semua yang kita indrai didasarkan pada tubuh kita da karenanya tidak dapat dipercaya. Namun kita juga memiliki jiwa yang abadi—dan jiwa inilah dunianya akal. Dan, karena tidak bersifat fisik, jiwa dapat menyelidiki dunia ide.

Bahwa jiwa telah ada sebelum ia mendiami tubuh. Tapi begitu jiwa bangkit dalam tubuh manusia, ia telah melupakan semua ide yang sempurna. Lalu, sesuatu mulai terjadi. Sesungguhnya, proses yang luar biasa dimulai. Ketika manusia menemukan berbagai bentuk di dunia alamiah ini, suatu ingatan samar-samar menggerakkan jiwanya. Dia melihat seekor kuda—tapi kuda yang tidak sempurna. Penglihatan atas kuda itu sudah cukup untuk membangkitkan dalam jiwanya ingatan yang samar-samatr tentang kuda yang sempurna, yang pernah dilihat jiwa di dunia ide, dan menggerakkan jiwa dengan suatu kerinduan untuk kembali ke tempatnya yang sejati. Kerinduan ini eros—yang berarti cinta. Maka, jiwa mengalami kerinduan untuk kembali pada asal-usulnya yang sejati. Sejak itu tubuh dan seluruh dunia indra dianggap tidak sempurna. Jiwa rindu untuk terbang pulang dengan sayap-sayap cinta ke dunia ide. Ia ingin dibebaskan dari belunggu tubuh.

Tidak semua manusia membiarkan jiwanya bebas untuk memulai perjalanan ke dunia ide, kebanyakan orang bergantung pada bayanga ide di dunia indra. Mereka melihat seekor kuda—dan kuda yang lain. Namun, mereka tidak mengerti bahwa setiap kuda itu hanyalah tiruan yang buram.

Jika kita melihat sebuah bayang-bayang, kita akan mengira bahwa pasti ada sesuatu yang menimbulka bayang-bayang itu. Kita bayang-bayang seekor binatang. Kita kira itu mungkin seekor kuda, tapi kita tidak begitu yakin, kita berbalik dan melihat kuda itu sendiri—yang tentu saja benar-benar lenih indah dan lebih tegas bentuknya daripada bayang-bayang kuda yang kabur. Semua fenomena alam itu hanyalah bayang-bayang dari bentuk atau ide yang kekal. Tapi kebanyakan orang sudah puas dengan kehidupan ditengah bayang-bayang. Mereka tidak memikirkan apa yang membentuk bayang-bayang itu. Mereka hanya mengira bayang-bayang itulah yang ada, tanpa pernah menyadari bahwa bayang-bayang tersebut, sesungguhnya hanyalah bayang-bayang. Dan dengan begitu, mereka tidak mengindahkan keabadian jiwa mereka sendiri. (dunia sophie)

Sabtu, 25 Mei 2013

Mengenang Pikiran Dengan Menulis



Boleh ku akui bahwa menulis itu berat sekali, kadang angin-anginan, menulis bisa dilakukan bila ada niat dan kemauan atau memang ada tugas yang mengharuskan kita untuk menulis. Aku lebih suka berpikir kemudian aku terapkan dalam kehidupan, tapi rasanya ada yang kurang bila sebuah pemikiran tidak dituangkan kedalam tulisan.

Menulis saat ini sudah bukan menjadi kegiatan utama, berpikir kemudian menuliskannya ibarat satu paket apabila kita ingin mengenang apa yang sudah kita pikirkan, berbeda dengan apa yang kita pikirkan kemudian kita ulang kembali untuk memikirkannya, hanya omong kosong tanpa ada bekas.

Topik apa yang ingin ditulis juga menjadi persoalan untuk bisa menghasilkan tulisan, orang kebanyakan maunya ingin tulisan langsung menjadi bagus dan perfect. Walaupun menulis bukan menjadi kegiatan utama, aku akan tetap menulis kapan pun aku mau agar masih ada apa yang selama ini aku pikirkan.

Karena menulis bukan kegiatan utama ku, hari ini aku lebih suka memikirkan tentang sebuah kehidupan, peka terhadap sesuatu yang terjadi dan ada disekitar kita, sehingga kita bijak dalam berbuat. Padahal banyak sekali yang bisa ditulis, namun lagi-lagi kegiatan ini bukan hal utama.

Aku ingin menjadi orang yang tidak sama seperti orang kebanyakan dalam hal berpikir dan bertindak. Aku berusaha untuk bisa memaknai setiap kejadian-kejadian yang terjadi, agar hidup ini layak untuk dijalani, bagaimanapun juga hidup yang tak bermakna tak layak untuk dijalani.

Kemudian hidup terlalu berambisi juga akan membuahkan hasil yang terlalu berlebihan untuk mencapai sesuatu, bisakah kita hidup sederhana saja? Mengerti setiap keadaan, membuat orang lain senang dengan keberadaan kita, bahkan tidak banyak kata-kata. Aku takutnya ambisi itu akan menimbulkan sebuah kekecewaan dengan sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai dengan semestinya.

Jalankanlah hidup ini dengan penuh kesyukuran, kesabaran, sederhana, dan tenang. Sungguh beruntung bagi orang-orang yang beriman. Kebaiakan dan kebenaran tidaklah bisa disamakan.

Bahwasanya hidup itu tak melulu membicarakan soal cinta.

Tetapi, Asyiknya memang menuliskan soal cinta.

Minggu, 19 Mei 2013

Sensasi Berkendara Untuk Yang Berjiwa Muda


Sensasi Berkendara Untuk Yang Berjiwa Muda

BANJARMASIN, BPOST, Menampilkan cita rasa mobil perkotaan dengan desain yang modis dan sporty serta bandrol harga yang tidak terlalu mahal. Hyundai Grand Avega merupakan pilihan yang sangat tepat bagi kalangan yang berjiwa muda. Apalagi, Hyundai Grand Avega mengusung berbagai kelebihan yang belum tentu ada pada mobil lain di segmen mobil hatchback.

Menurut Sales Executive Hyundai Banjarmasin, Aris mengatakan Hyundai Grand Avega merupakan salah satu produk andalan yang hadir dengan nuansa berbeda.
 
Dengan dimensinya yang kompak, Hyundai Grand Avega ini cukup nyaman dibawa bermanuver baik untuk menghindari kemacetan maupun saat berkecepatan tinggi.

“Selain itu, dengan desain eksterior garis-garis tegas yang elegan dan siratan design lampu headlamp multireflektor, fog lamp yang tajam, bumper dan grille depan serta desain lampu belakang yang sangat eccentric menjadikan design Hyundai Grand Avega secara total sangat sporty dan “eye catching,” jelasnya kepada Banjarmasin Post, Minggu (19/5).

Bagi konsumen Hyundai Grand Avega juga memiliki berbagai varians yang menarik yakni Carbon Gray, Sleek Silver, Crystal White, Phantom Black, Clean Blue, Dan Veloster Red.

“Interior Hyundai Grand Avega terasa sangat lega dan nyaman dihuni 4 sampai 5 penumpang. Kursinya telah didesain seergonomis mungkin dan dibalut bahan berkualitas tinggi untuk memastikan kenyamanan saat anda berkendara,” bebernya.

Lalu, terdapat pula panel instrumen yang mudah dibaca dengan fitur eco driving, trip meter, distance to pump station dan konsol tengah dengan desain yang modern dan mudah dioperasikan yang membuat Hyundai Grand Avega semakin nyaman dikendarai.

Masih ditambah modern audio panel (tipe clarion) dengan fitur pendukung perangkat hiburan seperti Hear Unit Compatible untuk iPhone dan BlackBerry, serta istimewanya kontrol audio bisa dioperasikan melalui setir kemudi.

Dalam sebulan Hyundai Gran Avega mampu terjual mulai dari 15 sampai dengan 20 unit. “artinya sesuai target kami sebulan itu 15 unit,” ungkapnya.

Hyundai Grand Avega hadir dengan berbagai fitur seperti ESP (electronic stability program) dan suspensi MacPherson strut dengan stabilizer di depan dan coupled torsion beam axle di belakang yang membuatnya makin lincah saat bermanuver.

Berkat bantuan perangkat-perangkat ini, Hyundai Grand Avega berhasil menjadi sebuah hacthback 5 pintu sekaligus city car yang mudah dikendarai karena sangat jarang mengalami masalah baik understeer mapun oversteer.

“Dengan fasilitas mewah dan modern yang banyak terdapat di kendaraan premium, harganya yang sangat kompetitif jauh dibanding kompetitor serta masa garansi yang sangat panjang yakni selama 3 tahun atau 100.000 KM mana yang tercapai lebih dahulu, Grand Avega pantas menjadi pilihan anda dan masyarakat Indonesia,” ujarnya. (ee)