Oleh : Muhammad Elhami
Mendengar
kata perubahan, apa yang terpikirkan
oleh otak kita?, apa reaksi yang kita
timbulkan?. Banyak, bisa takut, biasa-biasa saja, cuek, atau malah antusias. Ya
yang namanya perubahan pasti akan
menimbulkan dampak terhadap yang menerima dan yang melakukannya. Perubahan ini memiliki ruang lingkup
yang luas, mulai dari perubahan diri, lingkungan, bahkan organisasi hingga
perusahaan sampai dengan dunia.
Ada
satu kata-kata yang menarik yang pernah saya baca, dan saya mem-parafrasekan-nya begini “Bagi mereka
yang siap dengan perubahan maka dia akan senang, antusias dan menganggapnya
sebagai tantangan baru untuk mengembangkan diri dan berbuat lebih lebih baik.
Sedangkan bagi mereka yang tidak siap bisa terjadi resistensi (penolakan) terhadap perubahan itu hingga membuat dia gelabakan dan menjadi sebuah momok yang menakutkan.
Dalam
perjalanan hidup ini tidak ada mereka yang tidak melakukan perubahan, kita
lihat saja diri kita sendiri. Lho kok kita
sudah besar yaa, lho kok kita sudah
dewasa yaa, dan lho kok berbagai
lainnya yang masih banyak dan tidak bisa kita sebutkan satu per satu. Intinya
kita mengalami perubahan. Mau tidak
mau itulah siklus kehidupan dunia ini.
Nah,
bagaimana dengan perubahan yang
terjadi di Organisasi misalnya. Apakah sama dengan perubahan yang ada pada diri
kita? Saya rasa sih sama, namun konteks dan ranahnya saja yang berbeda.
Organisasi,
apabila kita sudah merasa nyaman berada didalamnya, dan itu sudah menjadi
sebuah budaya. Maka apabila ingin
dirubah akan banyak mengalami resistensi
dari anggota itu sendiri, tak ayal bisa mengundang konflik. Biasanya budaya dalam organisasi ini turun
temurun dipelihara dan dijaga agar tidak terjadi perubahan.
Seorang
ahli pernah mengatakan bahwa orang, organisasi atau siapapun yang ingin
mengalami kemajuan adalah dengan melakukan perubahan
dan perubahan itu yang menjadikannya kreatif,
inovatif dan berbeda dari yang
lain. Yaa perubahan dan perbedaan adalah kunci sebuah kemajuan. Apabila
organisasi melakukan perubahan entah itu program kerja (proker), struktur atau mutasi anggota dan lain sebagainya
asalkan tetap berpegang teguh pada visi, misi, dan tugas yang telah disepakati
bersama maka kemajuan dapat kita lihat.
Perubahan
tidak menjanjikan sebuah kebaikan atau kemajuan, tetapi orang tidak akan
mengalami kebaikan atau kemajuan tanpa perubahan. Dengan adanya perubahan
suasana baru, pengembangan diri dan organisasi akan semakin terlihat jelas.
Karena disinilah salah satu letak pimpinan dan pengurus bagaimana menjalankan
perubahan itu sendiri.
Memang,
melakukan perubahan tidak bisa dilakukan dengan secepat membalikkan telapak
tangan. Perubahan perlu kawalan,
bimbingan dan pemahaman yang countinue
bagi mereka yang akan melakukan perubahan. Sudah pasti perencanaan yang matang
harus dilakukan demi mencapai perubahan yang akan kita inginkan.
Kesadaran
semua lini juga sangat diperlukan, karena dengan perencanaan yang matang saja
tidak cukup tanpa ada dukungan dari semua lini didalam organisasi. Nah kalau
kita tahu makna dan buat apa melakukan perubahan, jadi aman-aman saja kan? Tidak
usah takut dan tak usah galau.
Perubahan
ke arah yang lebih baik, kenapa tidak..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar