“Selamat Ulang Tahun”
Ribuan detik
kau habisi
Jalanan
lengang kau tentang
Ah, gelapnya
tiada yang buka
Adakah dunia
mengerti?
Miliaran
panah jarak kita
Tak jua
tumbuh sayapmu
Satu-satunya
cara yang ada
Gelombang
untuk bicara
Tahanlah,
wahai waktu
Ada “selamat
ulang tahun”
Yang harus
tiba tepat pada waktunya
Untuk dia
yang terjaga
Menanti
Tengah
malamnya lewat sudah
Tiada
kejutan tersisa
Kau terlunta
tanpa sarana
Saluran
untuk bicara
Jangan
berjalan waktu
Ada “selamat
ulang tahun”
Yang harus
tiba tepat waktunya
Semoga dia
masih ada
Menanti
Mundurlah
wahai waktu
Ada “selamat
ulang tahun”
Yang
tertahan tuk ku ucapkan
Yang
harusnya tiba tepat waktunya
Untuk dia
yang terjaga
menanti
apakah dia tidak ingin lilin dan roti untuk ulang tahunnya kali ini
atau barangkali dia sadar selama ini
sering tak pernah ingat hari lagi, kenangan dan waktu
lilin itu mungkin akan menerangi pikirannya
roti itu juga kemungkinan akan mengeyangkan perutnya
tetapi dunia akan melupakan bahwa besok akan berjalan semakin lambat datangnya
apakah dia ingin hari ini secarik potret hidup untuk ibunya
agar dia selalu ingat dengan wajah waktu
dan tak akan berpaling pada tempat dimana selama ini dia berangkat
apakah dia tidak ingin lilin dan roti untuk ulang tahunnya kali ini
atau barangkali dia sadar selama ini
sering tak pernah ingat hari lagi, kenangan dan waktu
lilin itu mungkin akan menerangi pikirannya
roti itu juga kemungkinan akan mengeyangkan perutnya
tetapi dunia akan melupakan bahwa besok akan berjalan semakin lambat datangnya
apakah dia ingin hari ini secarik potret hidup untuk ibunya
agar dia selalu ingat dengan wajah waktu
dan tak akan berpaling pada tempat dimana selama ini dia berangkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar