Hei,
aku sedang menebak-nebak, kira-kita prosesi apa yang tengah kamu siapkan untuk
hari ulang tahunmu. Apakah kamu selalu tergila-gila terhadap prosesi? Segala
sesuatu harus dihantarkan dengan sempurna dan terencana. Perayaan dan
peringatan menyesaki kalender kita sepanjang tahun, dan tidak pernah kamu
bosan, bahkan kamu semakin ahli.
Malam
ini maukah kamu menantangku berhitung dengan stop-watch. Teleponku akan
berdering tepat setangah jam lagi. Sungguh, kamu sudah hebat sehebat itu.
Menjadi pemimpin. Janjimu adalah matahari yang terbit dan terbenam tanpa
keliru.
Sambil
menunggu izinkan aku berkelekar mengenai kamu, hujan dan sayap. Sejak
keberadaanku di sini, kamu selalu saja terobsesi dengan mahkluk yang bernama
hujan, atau barangkali makhluk yang bersayap. Kamu percaya bahwa manusia hujan
itu adalah makhluk termulia. Karena ia akan membeningkan seluruh isi dunia.
Aku
ingin percaya kamu cukup cerdas untuk tidak mencoba terbang kemari. kalaupun
itu bisa terjadi, aku khawatir kamu akan mati kedinginan di jalan.
Dengan
caramu mengagungkan momentum, kamu membuatku ikut percaya betapa sakralnya tiup
lilin atau tiup terompet yang akan jatuh tepat pada waktunya. Kamu membuatku
percaya ada poin tambahan jika memperlakukan hidup seperti arena balap lari.
Namun,
imanku pada arena itu luruh dalam satu malam karena kegagalanmu mencapai garis
finis. Lihatlah detik itu, jarum jam itu, momentum yang tak lagi berarti di detik
pertama kamu gagal mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan...lima menit yang
lalu...
Aku
tidak tau kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada
insiden yang cukup dahsyat di dunia serbaseluler ini hingga kamu tidak bisa
menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan lalu keasyikan terbenam atau
terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya bicara soal arah yang terbalik, bukan
soal perubahan jadwal.
Atau
mungkinkah ini akan jadi salah satu tanda kiamat kecil yang orang lain ramai
gunjingkan. Tentang manusia perempuan dan laki-laki. Dan kalau mereka mau
menengok sejarah manusia ribuan tahun terakhir ini.
Tidakkah
tanda semacam itu sudah apkir, klise, dan kiamat harus menyiapkan tanda-tanda
baru bila masih ingin jadi hari yang paling diantisipasi, dengan misalnya mengadopsi
yang terjadi malam ini? Malam dimana kamu terlambat mengucapkan apa yang harus
kamu ucapkan...satu jam yang lalu...
Suatu
waktu nanti, saat kamu berhenti percaya manusia bisa menyukai hujan dan punya
sayap selain lempeng besi yang didorong mesin jet, saat kamu berhenti percaya
hidup lebih bermakna bila ada wasit menyalakkan aba-aba 1,2,3, kamu boleh terus
percaya bahwa kemarin...besok...lusa...dan hari-hari sesudah itu...aku masih di
sini. Menunggu kamu mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan...berjam-jam
yang lalu.
to : 10 agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar